cari

Sulawesi “demam” emas bombana


Barangkali masyarakat sultra khususnya bombana tidak tahu jika saat ini ekonomi dunia tengah dilanda krisis global. Mereka juga tidak ambil pusing dengan tampilnya seorang afro “obama” yang terpilih sebagai presiden amerika. Saat ini mereka lebih memilih berkubang dalam lumpur demi butiran logam mulia itu. Mereka lebih pusing dengan lebih sulitnya mendapat wajan sebagai peralatan utama mendulang. Bayangkan, wajan didaerah ini bisa laku dijual dengan harga mencapai Rp.200.000, padahal sebelum adanya mas bombana harga wajan dengan ukuran paling besar, paling banter dijual Rp.50.000. Medio September 2008 lalu warga kabupaten bombana geger dengan penemuan lokasi tambang emas oleh beberapa warga dikecamatan rumbia dan rarowatu. Mulanya, lokasi emas tersebut hanya di sebuah daerah pengembalaan sapi dengan nama tahi ite. Belakangan diketahui, lokasi itu memiliki luasan ratusan hektar. Sejak peristiwa itu terungkap di media ribuan warga mulai dari papua hingga jawa dan sumatera menyerbu daerah ini. Belakangan diketahui juga jika kandungan emas bombana diakui sebagai yang terbaik atau tertinggi kadarnya. Beruntung pemda setempat (kabupaten bombana) masih menempatkan lokasi itu dengan status penambangan rakyat. Kini pemda mulai menertibkan para penambang yang sudah berjumlah puluhan ribu orang.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

skrg tu dimana2 lagi dilanda krisis ekonomi..... Banyak masyarakat yang menggunakan cara apapun utk mndapatkan uang

Wira mengatakan...

baguslah, mengurangi sedikit pengangguran di indonesia. saran untuk pemda, sebaiknya penambangan ini di buatkan pengelolaan penambang yang profesional.

IKLAN